JURNAL RELEKASI KE-14 PENDAMPINGAN INDIVIDU Ke -4 PENERAPAN BUDAYA POSITIF, PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL DESCRIPTION Pendidikan guru penggerak dilakuan dengan pembelajaran daring daan luring pembelajaran daring dilakukan dengan menggunakan LMS secara sinkron dan asinkron kemudian pembelajaran luring dilakukan dalam lokarya dan pendampingan individu. pada pendampingan individu ke-4 Pengajar Praktek mendampingi CGP dalam penerapan budaya positif, pembelajaran berdifensiasi dan pembelajaran sosial emisonal di dalam kelas. menurut Ki Hadjar Dewantara pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak, maka pembelajaran dilakukan untuk memnuhi kebutuhan anak, Pembelajaran Diferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran dikelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid, dimana kebutuhan belajar murid dikatagorikan menjadi 3 aspek yaitu (1) kesiapan murid, (2) minat murid, (3) profil belajar murid, pembelajar
Postingan
Menampilkan postingan dari 2023
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
JURNAL RELEKASI KE-13 PENERAPAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN Description Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1 yaitu melakukan wawancara dua kepala sekolah tentang bagaimana proses pengambilan keputusan terhadap sebuah permasalahan baik yang beupa Dilema Etika maupun Bujukan Moral dimana dilema etika merupakan tantangan berat yang dihadapi dari waktu kewaktu karena ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang dihadapi seperti cinta kasih, kebenaran, keadilan, kebebasan, kesatuan, untuk itu perlu memperhatikan prinsip pengambilan keputusan yaitu (1) Berfikir berbasis hasil akhir, (2) Berfikir berbasis peraturan, (3) Berfikir berbasis rasa peduli dan menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan. FACT (PERISTIWA) Demonstrasi Kontekstual tentang penerapan proses pengambilan keputusan dilakukan pada saat mempelajari modul 3.1, dimana CGP melakukan wawancara dengan 2 kepala sekolah tentang masalah yang pernah dihadapi apakah berupa dilema etika atau bujukan moral dan bagaimana langkah-langkah ya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
JURNAL REFLEKSI KE -10 AKSI NYATA PEMETAAN ASET Description Kegiatan pemetaan aset dilakukan secara kolaboratif perwakilan dari seluruh komponen warga sekolah untuk mengetahui kakuatan atau sumber daya yang dimiliki melalui presentasi dalam forum diskusi, dengan aset yang dimili dalam setiap keputusan tidak berdasar pada masalah tetapi pada kekuatan yang dimiliki. Pemetaan aset dilakukan dengan menganalisis 7 modal yang dimiliki sekolah sebagai kekuatan yang dapat dimanaatkan dalam pembelajaran dalam ra ngka keberpihakan kepada murid, 7 modal tersebut yaitu (1) modal manusia, (2) Modal fisik, (3) Modal sosial, (4) modal lingkungan/alam, (5) Modal politik, (6)modal agama dan budaya, (7) modal finansial Examination Pada aksi nyata pemetaan aset dilakukan secara kolaboratif bersama kepala sekolah, guru, siswa, wakil orang tua yang bertuan untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki dimana sekolah sebagai sebuah ekosistem yaitu adanya interaksi antara unsur biotik dan abiotik, dimana dalam me
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN AKSI NYATA COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK Description Coaching untuk supervisi akademik merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memecahkan permasalah dalam pelaksanaan pembelajaran secara choaching yaitu penemuan solusi permasalahan oleh coache atau rekan sejawat dalam pembelajaran, coaching untuk supervisi akademik dilakukan bertujuan untuk melakukan supervisi akademik dengan paradigma berikir caoching dan melakukan releksi terhadap praktek supervisi akademik, Paradigma berikir coaching yaitu menggunakan kompetensi coaching meliputi (1) Kehadiran Penuh, (2) Mendengarkan Aktif dan (3)Mengajukan pertanyaan berbobot disamping itu juga menggunakan percakapan alur TIRTA yang dikembangkan dari satu model umum coaching yang dikenal sangat luas dan telah banyak diaplikasikan yaitu GROW Model yaitu Gaol, Reality, Option dan Will atau Tujuan, Identifikasi, Rencana, dan Tanggung Jawab. Coaching untuk supervisi akademik dilakukan dengan diawali dari Pra
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 3.3. PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID Description Modul 3.3 tentang Pengelolaan Program Yang Ber diawali dari dampak Pada Murid di awali dari mulai dari diri bertujuan untuk mengaktikan ulang pengetahuan tentang student agency atau kepemimpinan muird selanjutnya pembelajaran pada modul ini dilanjutkan dengan Eksplorasi Konsep secara mandiri dan diskusi, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi Antar Materi dan Aksi Nyata. Student Agency atau kepemimpinan murid merupakan kapsitas untuk memepengaruhi fungsi dirinya dan arah jalanya peristiwa melalui tindakan yang dibuatnya. Pada saat pembelajaran perlu menumbuh kembangkan kepemimpinan murid, saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajran mereka sendiri murid memiliki suara (voice), pilihan (choise) dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran untuk dapat mengembangkan kapasitasnya menjadi seorang pemilik dalam pembelajaran. Pembela
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 3.2 : PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA Description Pembelajaran materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya diawali dari mulai dari diri bertujuan untuk mengaktifkan ulang pengetahuan awal tentang ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengeloaan sumber daya sekolah selanjutnya pembelajaran pada modul ini diawaali dengan Mulai Dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi ANtar Materi dan Aksi Nyata. Sekolah sebagai Ekositem yang memiliki unsur biotik dan abiotik dimana dalam memecahkan masalah ada dua cara yaitu berbasis masalah atau berbasis aset dimana aset-aset didalam komunitas sekolah memiliki 7 aset utama meliputi modal manusia, modal sosial, modal politik, modal alam atau lingkungan, modal budaya dan agama, modaal fisik dan modal finansial Pembelajaran guru penggerak pada modul 3.2 yang saya laksanakan tak lepas dari dukungan daan kolaborasi dengan seluruh warga sekolah, Fasi
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN : MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN DESCRIPTION Pembelajaran paada modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai pemimpin berisi tentang bagaimana seorang pemimpin mengambil keputusan terhadap masalah berupa Dilema Etika yaitu benar melawan benar ataupun masalah Bujukan Moral benar melawan salah dengan menggunakan paradigma, prinsip maupun langkang dalam pengambilan keputusan. FACT (PERISTIWA) Pembelajaran guru penggerak pada modul 3.1 dimulai pada tanggal 1 Februari sampai dengan 14 Februari 2023 mempelajari tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin, dilaksanakan secara sinkron maupun asinkron, pembelajaran meliputi Mulai dari Diri, Explorasi Konsop, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Maateri, Aksi Nyata. Tahap Mulai Dari Diri memiliki tujuan pembelajaran mengaktifkan pengetahuan aawal dan mengamati k
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pendidikan guru penggerak angkatan 6 telah memasuki modul 3.1 yaitu pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kabjikan sebagai pemimpin, dimana pada modul 1 membahas tentang paradigma dan visi guru penggerak, pada modul 2 berisi materi praktek pembelajaran yang berpihak pada murid dan mudul 3 pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah dari materi-materi sampai dengan modul 3.1 telah membawa perubahan terhadap proses pendidikan. Berikut rangkuman koneksi antar materi modul 1, modul 2 sampai dengan modul 3.1 yang terangkum dalam pertanyaan berikut : Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ? Pratap Triloka sesuai dengan filosoi Ki Hadjar Dewantara berkaitan dengan penerapan pengambilan keputusan yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho sebagi pemimpin hendaknya mampu memberikan teladan, Ing Madya Mangunkarsa seorang pemimpin tidak hanya memberikan tauladan tetapi juga mampu memberi semanga
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.3. COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK Description Mengenai konsep coaching disekolah dengan menanggapi kasus-kasus yang dihadapi di dunia pendidikan, selanjutnya pembelajaran pada modul ini diawali dengan Mulai Dari Diri, Eksplorasi Kosep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahanan, Koneksi Antar Materi dan AKsi Nyata. Menurut Ki Hadjar Dewantara tujuan pendidikan yaitu menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak untuk memperbaiki lakunya, coching perlu dimilki pendidik untuk menuntun segala kekuatan kodrat untuk mencapaik keselamatan dan kebahagiaan, dalam proses coaching murid diberi kebebasan namun pendidik memberikan tuntunan. Coacinh tidak hanya dilkukan kepada siswa namun juga untuk teman sejawat melalui coaching untuk supervisi akedmik dalam rangka untuk mengebangkan pembelajaran, ada 4 paradigma berfikir coacihng meliputi 1) foskus pada chachee, 2)bersikap terbuaka dan ingin tahu, 3)Memiliki kesadaran diri yang k
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.2. PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL DESCRIPTION Pembelajaran pada Modul 2.2 memperlajari tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional`yaitu bagiamana seorang guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu sekolah dapat meningkatankan kompetensi dan kesejahteraan psikologis (well-being)secara optimal dimana Pembelajran Sosial dan Emosional yang dilaksanakan berdasarkan kerangka CASEL (collaborative for academic, Sosial and Emotional learning ) yang bertujuan mengembangkan lima kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, ketrampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Untuk mewujudkan kesejahteraan psikologis (well-being) siswa sehingga menimbulkan kenyamanan belajar maka dilakukan implementasi KSE dengan pengajaran explisit dimana siswa diberi kesempatan untuk menumbuhkan, melatih merefleksikan kompetensi sosial dan emosional, hal ini dapat be